IBX5980432E7F390 May 2017
Batik Ciamis

Batik Ciamis

Batik Indonesia | Ciamis, adalah nama kota dan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang  berbatasan langsung dengan kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Sejarah Ciamis tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Galuh dan kerajinan membatik sudah ada di Ciamis sejak masa Kerajaan Galuh ini.
Batik Ciamis termasuk dalam kelompok Batik Priangan bersama dengan daerah Garut, Tasikmalaya, dan Bandung. Dalam skala yang lebih luas disebut bagian dari Batik Tatar Sunda yang dalam hal ini termasuk daerah Cirebon dan Indramayu (walaupun kedua daerah ini terdapat unsur jawa yang besar).
Walaupun mempunyai teknik membatik sendiri yang disebut "teknik batik Sarian", Batik Ciamis  yang dikenal dengan nama Batik Ciamisan banyak dipengaruhi dari daerah lain seperti Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Garut bahkan Solo dan Yogyakarta. Pengaruh dari Solo dan Yogyakarta kemungkinan terjadi karena menurut cerita, pada saat Pasukan Diponegoro berangkat berperang menuju Batavia (Jakarta) untuk melawan penjajah kolonial Belanda, dalam perjalanan Pasukan Diponegoro tersebut juga melewati wilayah Ciamis. Kemungkinan ada anggota pasukan yang singggah dan kemudian menetap di Ciamis dan membawa budaya batik ke Ciamis.

Tahun 1960 hingga awal tahun 1980 adalah era kejayaan Batik Ciamis. Pada masa itu, Batik Ciamis dapat bersaing dengan batik batik produksi dari Solo, Yogya dan Pekalongan yang memang sudah tersohor dengan batiknya.

Faktor perubahan ekonomi makro yang tidak menguntungkan juga berimbas atau berdampak pada para pengrajin batik di Ciamis, ditambah faktor bencana lam letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982 menyebabkan turunnya eksistensi Batik Ciamis. Akibat letusan Gunung Galunggung tersebut cukup dahsyat karena debu abu vulkaniknya menutupi selama setahun, akibatnya para pengrajin batik tidak dapat melakukan produksi batik karena kendala proses pengeringan yang mengandalkan sinar matahari.
Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia, memberikan dampak positif terhadap perkembangan batik Ciamis. Para pengrajin Batik Ciamis (Sentra produksi di Dusun Ciwahangan dan Desa Imbanagara) kembali bersemangat untuk mengangkat dan membangkitkan kembali Batik Ciamis yang sempat terpuruk.

Batik Ciamis memliki karakter serta corak batik yang berbeda dari daerah tetangganya yaitu Tasikmalaya dan Garut. Warna Batik Ciamis juga lebih kental. Selain dipengaruhi gaya batik pesisir seperti dari Indramayu dan Cirebon, Batik Ciamis juga dipengaruhi gaya Batik dari Solo dan Yogyakarta yang kemudian berpadu dengan budaya Sunda serta kehidupan masyarakat Ciamis dengan ke-sunda-annya menghasilkan Motif-motif Batik Ciamisan seperti :
  1. Galuh Pakuan
  2. Batu Hiu
  3. Rereng Lasem
  4. Parang Sontak
  5. Rereng Seno
  6. Rereng Sintung Ageung
  7. Rereng Parang Rusak
  8. Kumeli
  9. Kopi Pecah
  10. Ciung Wanara
  11. Daun Kelapa
  12. Tanaman Rente
Dari beberapa motif Batik Ciamisan di atas, membuktikan bahwa memang ada pengaruh dari daerah lain karena di Ciamis pun terdapat motif Batik Rereng Parang Rusak.
Rereng dalam bahasa Sunda berarti adalah Lereng atau Parang, ini merupakan adaptasi dari Batik Solo dan Yogyakarta.
Walaupun seni membatik di Ciamis telah ada semenjak jaman Kerajaan Galuh, namun motif-motif Batik yang tercipta kebanyakan tidak mengandung filosofi, perlambang atau nilai sakral khusus dan juga tidak menunjukkan status sosial tertentu sebagaimana awal-awal motif Batik Solo dan Yogyakarta dahulu.

Demikian sedikit gambaran dan cerita mengenai Batik dari Ciamis.

Apa itu Jumputan?

Apa itu Jumputan?

Ulas Batik Indonesia | Apa itu Jumputan? Untuk mengetahui apa itu Jumputan, baca ulasan dibawah ini terlebih dahulu.
Contoh motif Jumputan
Contoh motif Jumputan
Sebagian orang ada yang berpendapat bahwa Jumputan itu termasuk katagori hasil kerajinan Batik, dengan alasan bahwa kain Jumputan mempunyai motif yang sama dengan motif yang ada di Batik.
Dan sebagian orang lagi berpendapat bahwa Jumputan bukan kategori Batik, dengan alasan bahwa dalam pembuatan Jumputan tidak ada proses penggambaran pola motif dan pemberian lapisan "malam" sebagaiman proses batik tulis dan cap pada umumnya.

Alasan kedua pendapat di atas benar bahwa kain Jumputan pola atau motifnya memang hampir sama dengan motif seperti yang ada di Batik dan benar bahwa proses pembuatannya memang tidak seperti batik tulis atau cap dimana motif pada batik tulis diberi sketa dengan pensil terlebih dahulu dan kemudian dilapisi lilin dengan menggunakan canting, atau pemberian motif dilakukan dengan cap pada batik Cap.

Motif motif pada Jumputan, lebih banyak cenderung bernuansa "abstrak", walaupun banyak juga yang motifnya tidak terlalu abstrak. Untuk warna, Jumputan bisa menggunakan warna gelap maupun warna warna cerah.
Jumputan dengan motif abstrak
Jumputan dengan motif abstrak

"Jumputan" berasal dari kosa kata bahasa Jawa yaitu "menjumput" yang mempunyai arti memungut. Karena melihat prosesnya. kemudian ada yang mengartikan Jumputan dengan kata "Ikat dan Celup". Menurut sejarah yang ada, teknik Jumputan atau celup ikat ini berasal dari negeri Cina yang konon dibawa oleh para pedagang India dan kemudian diadopsi serta menyebar di Indonesia. Entah daerah mana yang terlebih dahulu mengenalkan Batik Jumputan ini, namun kemungkinan besar Batik Jumputan awal mula berasal dari daerah yang berada di pesisir pantai mengingat interaksi para pedagang dahulu masuk melalui pelabuhan laut di daerah-daerah pesisir pantai.

Berarti Batik Jumputan ini bukan berasal dari Keraton sebagaimana batik-batik seperti dari Yogya, Solo, Cirebon dan Pekalongan, namun berasal dari pengaruh budaya luar dan tercipta dari kreatifitas para pengrajin batik itu sendiri.                               
Proses pembuatan Jumputan hampir seluruhnya sama dengan proses Batik Tulis atau Batik Cap, yang membedakan adalah pada saat penciptaan motif dan pemberian lilin. Pada Jumputan, motifnya dibuat tanpa menggunakan skets atau gambar, tetapi langsung dilakukan pada kain dengan menggunakan teknik ikat celup. Caranya antara lain, kain dijumput kemudian diberi biji-bijian sesuai dengan motif yang diinginkan lalu diikat dengan tali atau ada juga yang menggunakan cara dijahit. Fungsi pengikatan tali atau dengan jahitan adalah untuk membentuk motif sekaligus menutup bagian yang tidak terkena warna. Setelah itu, dilakukan pencelupan ke dalam bahan pewarna. Sederhana bukan?

Walaupun teknik yang digunakan cukup sederhana, namun hasil dari Batik Jumputan juga tidak kalah menarik dengan batik lainnya, apalagi bila motif yang dibuat lebih inovatif dan beragam.
Tidak semua daerah penghasil batik memproduksi Batik Jumputan ini, hanya beberapa daerah yang dikenal memproduksinya yaitu Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Palembang dan Bali. 
Sentra Sentra Batik di Indonesia

Sentra Sentra Batik di Indonesia

Ulas Batik Indonesia | Sentra Produksi dan Penjualan Batik di Indonesia. Untuk penjualan batik, sebenarnya hampir di setiap pusat perbelanjaan seperti Mall atau Plaza mapun Trade Center dapat dipastikan terdapat toko penjual batik atau butik-butik yang khusus yang menjual batik namun tempatnya tersebar tidak di satu lokasi. Sentra Penjualan yang dimaksud di sini adalah yang sebagian besar dijual atau didominasi di satu tempat perbelanjaan adalah bahan batik dan pakaian dan batik.


Umumnya, bila terdapat sentra produksi Batik maka terdapat pula tempat penjualannya. Lokasinya bisa dalam satu areal yang sama atau tidak jauh dari sentra produksi. Lain halnya dengan Sentra Penjualan, belum tentu di dekatnya atau sekitarnya terdapat sentra produksi. Contoh Sentra penjualan Batik di Jakarta, di sana tidak terdapat sentra produksinya.

Jakarta
+ Sentra Penjualan : 
  - Kawasan Tanah Abang (Blok A dan Thamrin City)
+ Sentra Produksi: 
   - Kampung Batik khas Betawi Terogong  (baca juga : Batik khas Betawi), 
   - Kampung Batik Palbatu

Kuningan (Jawa Barat)
+ Sentra Produksi : Desa Cigugur

Ciamis (Jawa Barat)
+ Sentra produksi:
   - Desa Ciwahangan
   - Desa Imbanagara.

Cirebon (jawa Barat)
Sentra Produksi dan Penjualan : 
+ Jalan Trusmi

Pekalongan (Jawa Tengah)
+ Sentra Penjualan : 
  - International Batik Center (IBC)
  - Pasar Grosir Setono

+ Sentra Produksi : 
  - Kampung Batik Pesindon
  - Kampung Batik Kauman

Solo (Jawa Tengah)
+ Sentra Penjualan : Pasar Klewer
+ Sentra Produksi : 
  - Kampung Batik Kauman
  - Kampung Batik Laweyan.

Sragen (Jawa Tengah)
+ Sentra produksi: Girli Kliwonan

Yogyakarta 
+ Sentra Penjualan : 
  - Jalan Malioboro
  - Pasar Bringhardjo
+ Sentra Produksi :
  - Sekitar Keraton Jogja
  - Kp. Batik Tulis Giriloyo
  - Kabupaten Kulonprogo

Semarang (Jawa Tengah)
+ Sentra Penjualan : 
   - Pasar Johar
   - Kampung Batik Semarang
+ Sentra Produksi : 
   - Kampung Batik Semarang
   - Kampung Alam - Gunung Pati Semarang

Wonogiri (Jawa Tengah)
+ Sentra produksi & penjualan
   - Kecamatan Tirtomoyo

Madura (Jawa Timur)
+ Sentra Produksi
   - Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan