IBX5980432E7F390 Batik, Bukan Sekedar Seni dan Budaya - Batik Itu Indonesia

Batik, Bukan Sekedar Seni dan Budaya

Ulas Batik Indonesia | Batik, nyatanya tidak hanya sebagai sebuah karya seni dan budaya. Dalam prosesnya dan dalam motifnya, terkandung unsur unsur seperti philosophy, rasa, sosial, gotong royong, moral bahkan hal hal bernuansa religi.

Pola atau motif batik tertentu diyakini memiliki sebuah kekuatan supernatural dan hanya bisa dipakai oleh kalangan tertentu. Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuasaan dan kekuatan yang hanya boleh dipakai oleh penguasa dan kalangan ksatria. Batik jenis ini harus dibuat dengan ketenangan dan kesabaran. Kesalahan dalam proses batik diyakini bisa menghilangkan kekuatan magis pada batik.

Motif atau pola batik juga merupakan simbol bermakna yang menunjukkan bagaimana cara masyarakat berpikir dalam pembuatannya. Inilah beberapa motif dan filosofinya. Dalam tradisi masyarakat Jawa, batik selalu hadir dalam berbagai adat upacara, karena motif yang terukir dalam batik mengandung filosofi sebagai harapan dan do'a do'a.

Motif Batik Kawung
Motif ini merupakan representasi dari bunga teratai yang merekah. Motif ini melambangkan kemurnian dan umur panjang.

Motif Batik Parang
Parang berarti lereng atau bukit karang, motif ini melambangkan kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, dahulu kala batik dengan motif Parang hanya dikenakan oleh penguasa dan para ksatria.

Motif Batik Sawat
Motif ini bergambar sayap (terjemahan kata Sawat) yang hanya dipakai oleh para raja dan pangeran. Motifnya dibuat bukan dengan pertimbangan nilai estetika, tapi berdasarkan harapan yang digariskan dalam bentuk symbol.

Batik juga memiliki fungsi sebagai ritual dan religius. Khususnya di daerah tertentu, dimana batik merupakan sarana ritual keagamaan seperti di Tenganan, Bali. Desa ini terletak di Bali Timur dekat Gowa Lawa, yang berpenduduk sekitar 500 orang lebih. Mereka disebut sebagai Bali Aga (penduduk asli Bali yang merupakan leluhur orang Bali) yang memeluk agama / kepercayaan asli Bali yaitu Surya, dan berbeda dengan Hindu Bali. 

Batik juga berfungsi sebagai "kekerabatan", yang berarti pada saat keluarga memiliki perayaan , batik akan digunakan oleh keluarga dan teman-teman yang datang dalam acara perayaan ini. Saat melakukan pernikahan, kerabat kali (relatif) umumnya menggunakan batik sebagai busana resmi yang digunakan pada acara tersebut. Dengan demikian batik berfungsi sebagai kekerabatan.

Sekarang ini, Batik juga terkait erat dengan fungsi pendidikan. Batik menjadi salah satu mata pelajaran seni budaya yang diajarkan di berbagai sekolah, bahkan menjadi pendidikan khusus atau sebuah jurusan di Institut Tekstil.

Kini, batik juga berfungsi sebagai salah satu sarana peningkatan ekonomi suatu daerah. Misalnya, suatu daerah yang awalnya tidak memiliki perbatikan, daerahnya kemudian membuat batik dengan motif kearifan lokal. Contoh, seperti Jakarta, Depok, yang memang tak punya sejarah batik.

0 Komentar Untuk "Batik, Bukan Sekedar Seni dan Budaya"

Post a Comment