Batik, Bukan Sekedar Seni dan Budaya
Ulas Batik Indonesia | Batik,
nyatanya tidak hanya sebagai sebuah karya seni dan budaya. Dalam prosesnya dan
dalam motifnya, terkandung unsur unsur seperti philosophy, rasa, sosial, gotong
royong, moral bahkan hal hal bernuansa religi.
Pola atau motif batik tertentu diyakini memiliki sebuah kekuatan supernatural dan hanya bisa dipakai
oleh kalangan tertentu. Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuasaan dan
kekuatan yang hanya boleh dipakai oleh penguasa dan kalangan ksatria. Batik jenis ini harus
dibuat dengan ketenangan dan kesabaran. Kesalahan dalam proses batik diyakini
bisa menghilangkan kekuatan magis pada batik.
Motif atau pola
batik juga merupakan simbol bermakna yang menunjukkan bagaimana cara masyarakat berpikir dalam pembuatannya. Inilah beberapa motif dan filosofinya. Dalam tradisi masyarakat Jawa, batik selalu hadir dalam berbagai adat upacara, karena motif yang terukir dalam batik mengandung filosofi sebagai harapan dan do'a do'a.
Motif Batik Kawung
Motif ini merupakan representasi dari bunga teratai yang merekah. Motif ini melambangkan kemurnian dan umur panjang.
Motif Batik Parang
Parang
berarti lereng atau bukit karang, motif ini melambangkan kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, dahulu kala batik dengan motif Parang hanya
dikenakan oleh penguasa dan para ksatria.
Motif Batik Sawat
Motif ini bergambar sayap (terjemahan kata Sawat) yang hanya dipakai oleh para raja dan pangeran. Motifnya
dibuat bukan dengan pertimbangan nilai estetika, tapi berdasarkan harapan
yang digariskan dalam bentuk symbol.
Batik
juga memiliki fungsi sebagai ritual dan religius. Khususnya di daerah tertentu, dimana batik merupakan sarana ritual keagamaan seperti di Tenganan, Bali. Desa ini
terletak di Bali Timur dekat Gowa Lawa, yang berpenduduk sekitar 500 orang
lebih. Mereka disebut sebagai Bali Aga (penduduk asli Bali yang merupakan leluhur orang Bali) yang memeluk agama / kepercayaan asli Bali yaitu Surya,
dan berbeda dengan Hindu Bali.
Batik
juga berfungsi sebagai "kekerabatan", yang berarti pada saat keluarga
memiliki perayaan , batik akan digunakan oleh keluarga dan teman-teman yang
datang dalam acara perayaan ini. Saat melakukan pernikahan, kerabat kali
(relatif) umumnya menggunakan batik sebagai busana resmi yang digunakan pada
acara tersebut. Dengan demikian batik berfungsi sebagai kekerabatan.
Sekarang ini, Batik
juga terkait erat dengan fungsi pendidikan. Batik menjadi salah satu mata pelajaran seni budaya yang diajarkan di berbagai sekolah, bahkan menjadi pendidikan khusus atau sebuah jurusan di Institut Tekstil.
Kini, batik juga berfungsi sebagai salah satu sarana peningkatan ekonomi suatu daerah. Misalnya, suatu daerah yang awalnya tidak memiliki perbatikan, daerahnya kemudian membuat batik dengan motif kearifan lokal. Contoh, seperti Jakarta, Depok, yang memang tak punya sejarah batik.
0 Komentar Untuk "Batik, Bukan Sekedar Seni dan Budaya"
Post a Comment